Berbekal sebuah kamera, saya berniat untuk mendokumentasikan rangkaian karya seni ruang publik FKY tahun ini. Sayangnya, pada hari yang sama, kawasan Malioboro hingga titik Nol kilometer dipenuhi oleh banyak sekali turis domestik, sehingga tidak seluruh karya seni tersebut berhasil saya dokumentasikan. Sebuah cerita unik berhasil saya simpan dari perjalanan yang tak lebih dari satu kilometer ini. Namun sebelumnya, mari mengambil waktu sejenak untuk menikmati hasil pendokumentasian saya sore itu;
Ledhek, Yulhendri (2012) 190×100x75cm ; Polyresin
Ayam yang Gagah, Timbul Rahardjo (2009) 250×170x80cm ; Logam Ring dan Galvanis
Menatap Pintu Semesta, Purjito (2009) 220×100x100cm ; Kayu dan Polyresin
Satu Arah, Pambudi Sulistio (2012) 163×200x40cm ; Polyresin
Dreamer, Wahyu Santoso (2010) 265×105x65cm ; Polyresin (Model untuk Perunggu)
Diujung Jari, Dicky Candra (2011) 120×50x178cm ; Polyresin
Merenung, Dunadi (2011) 300×300x250cm ; Polyresin
Becakku Tak Berhenti Lama, Nasirun (2012) ; Becak asli Mix Media Besi, Kayu, dll
Post Sofa, Rifqi Sukma (2008) 200×80x80cm ; Besi, Kayu, dll
Thinker, Timbul Rahardjo (2012) 150×150x100cm ; Logam Paku & Melamin
Pekerja, Noor Ibrahim (2011) 300×550x150cm ; Logam Besi & Melamin
Born, Stefan Buana (2011) 300×165x30cm ; Polyresin
Sore itu, hanya dua puluh persen dari ribuan manusia Indonesia di jalan itu yang membaca detail keterangan setiap karya seni. Itu berarti, hanya dua puluh persen orang yang ingin tahu makna, cerita, material dan seniman dibalik karya seni tersebut. Sisanya hanya menjadikan setiap karya seni sebagai badut bisu yang dapat diajak ‘foto bareng’. Beberapa dari mereka bahkan dengan sengaja tak mengindahkan peringatan ‘dilarang duduk’ atau ‘jangan disentuh’ yang dicantumkan panitia. Adakah perilaku masyakat berbudaya yang lebih memalukan dari ini?
Demikianlan kita dapat dengan mudah menyimpulkan, seberapa penghargaan setiap individu atas budaya dan karya seni buatan anak bangsa. Lalu beberapa hari kemudian merebaklah berita mengenai pengakuan bangsa lain terhadap satu dari kebudayaan kita. Jutaan protes telah kita layangkan lewat status facebook, twitter, tumblr dan forum-forum lain. Pikirkan lagi! Sudah seberapa tinggi kita menghargai karya anak negeri yang nyata-nyata ada di depan mata?Sumber : Kompasiana.
Jelajah Seni Instalasi FKY 2012
Rating: 5.0
Reviewer: Author
ItemReviewed: Jelajah Seni Instalasi FKY 2012
0 comments:
Posting Komentar