Berita Terbaru :

Flow dan Konsumen Seni Pertunjukan

MENGAPA konsumen datang dan pergi menonton seni pertunjukan? Mengapa penonton tetap datang pada pertunjukan berikutnya meski mereka merasa tidak puas saat menonton pertunjukan sebelumnya? Apa yang menjadikan konsumen merasakan kepuasan yang sama, baik pada pertunjukan dengan tata panggung yang megah, juga pada pertunjukan yang minimalis, hanya sebuah kursi dan satu corong mikrofon? Misteri?


Beberapa orang yang ditanya mengenai apa yang paling menarik dan membuat mereka menonton, menjawab:

“yang membuat saya terkesan adalah alur cerita atau sinopsisnya… menurut saya itu sangat terkesan… membuat saya terhanyut, apalagi latar belakang musiknya yang menggunakan rebab Jepang” (AW), atau

“saya kan penonton, jadi selalu berharap pertunjukan yang menarik yang bisa membuat saya terhanyut dalam ceritanya dan memberikan pesan moral yang bisa dimengerti” (JS), juga

“kalau sudah menonton teater kadang saya sampai lupa waktu, apalagi kalau ceritanya cocok di hati saya, kadang saya suka menangis kalau ceritanya sudah benar-benar menyentuh hati…” (RR)
  
Ada beberapa kata kunci, jika diamati lebih jauh. Terhanyut, lupa waktu, melarut, menyentuh hati dan kata-kata senada. Penulis mengindikasikan bahwa orang-orang ini  merasakan pengalaman flow saat menonton.

Apa itu flow?

Meminjam dari ranah psikologi yang dipopulerkan oleh Czikszenmihalyi (1975), secara singkat flow menggambarkan saat seseorang merasa melakukan sesuatu dengan keterlibatan penuh (total involvement) pada kegiatan itu. Indikatornya antara lain dalam kondisi berkonsentrasi penuh, lupa waktu atau merasa waktu begitu cepat berlalu, atau juga merasa “lupa diri”.

Membuat penonton mengalami flow memang perlu persyaratan, karena flow tidak datang dengan sendirinya. Dalam teorinya, flow terjadi ketika seseorang dalam kondisi seimbang antara ketrampilan (skills) yang dimilikinya dengan tantangan (challenge) yang dihadapi saat itu. Dalam konteks menonton teater atau seni pertunjukan, hal ini bisa terjadi.

Tantangan yang ada saat menonton adalah bagaimana menangkap atau menerjemahkan pesan-pesan yang ingin disampaikan sutradara melalui simbol-simbol atau gerakan dalam pementasan. Saat menonton, rasa ingin tahu (curious) untuk mengetahui ending dari cerita juga merupakan tantangan. Untuk menjawab ini, memang dibutuhkan ketrampilan (skills) untuk menterjemahkan semua ini. Memang tidak mudah. Itulah mengapa teater rata-rata ditonton oleh penonton dengan tingkat pendidikan relatif tinggi.

Indikator lain yang mengertai flow adalah konsentrasi saat menonton. Ketika skills dan challenge tadi berimbang sudah pasti menciptakan konsentrasi. Begitu tingginya konsentrasi saat menonton, hingga waktu terasa singkat, juga “kehilanggan” kesadaran diri karena larut dalam pertunjukan. Semua ini bisa terjadi saat orang menikmati menonton seni pertunjukan teater.

Flow dan Keinginan Menonton Lagi

Dalam ranah pemasaran, sangat penting membuat konsumen untuk membeli kembali (repurchase) produk atau jasa yang ditawarkan. Begitu juga dengan seni pertunjukan, penting bagi organisasi seni pertunjukan untuk membuat penonton datang kembali menonton pada kesempatan berikutnya.

Hal menarik adalah bahwa flow mampu dan sangat kuat hubungannya dalam menciptakan kepuasan. Dalam teori klasik pemasaran, kepuasan akan membuat konsumen melakukan pembelian kembali. Artinya, dalam setiap pertunjukan membuat penonton mengalami flow menjadi kunci penting untuk membuat penonton terpuaskan. Selanjutnya bisa ditebak, mereka akan menunggu dan kembali pada pertunjukan berikutnya. Bukankah ini menjadi salah satu ukuran keberhasilan sebuah pertunjukan?

Oleh karenanya, bagi organisasi seni pertunjukan, menyiapkan sebuah pentas pertunjukan tidak saja melulu pada aspek penyutradaraan, aspek estetika panggung, atau aspek banyaknya penonton yang datang. Tetapi yang sangat penting juga adalah bagaimana membuat penonton merasakan pengalaman flow. ***

*) Kandidat Doktor Pemasaran FEUI, sedang meneliti aspek pemasaran Seni Pertunjukan.
Sumber :http://indonesiaartnews.or.id
Flow dan Konsumen Seni Pertunjukan Rating: 5.0 Reviewer: Author ItemReviewed: Flow dan Konsumen Seni Pertunjukan

0 comments:

Posting Komentar

Facebook  Twitter  Google+  RSS Feed

Masukkan Email Anda:

Delivered by FeedBurner

 

© Copyright Blog Toger Indonesia 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.