Berita Indonesia - Sebanyak 25 penyair dari Magelang meluncurkan buku antologi puisi berjudul "Tanah Air Cinta" di Pendopo Komunitas Budaya "Duniatera" kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu petang.
Peluncuran buku setebal 138 halaman yang terdiri atas 100 karya mereka itu antara lain ditandai dengan penyerahan secara simbolis buku itu oleh budayawan Kota Magelang Budiyono kepada salah satu penyair pelajar setempat Meyta Arinta Kartika Putri.
Selain itu, pemotongan tumpeng oleh Budiyono yang juga pengajar di Universitas Tidar Magelang itu kepada penyair Kota Magelang Trisetyo "Gepeng" Nugroho, dan buka puasa bersama.
Pada peluncuran buku yang diterbitkan oleh Penerbit Nittramaya Magelang itu juga disemarakkan dengan pembacaan beberapa karya mereka, musikalisasi puisi oleh pelopor musik puisi Kota Magelang "Intuisi Musikalisasi Puisi" Munir Syalala, dan teatrikalisasi puisi oleh grup Teater Fajar Universitas Muhammadiyah Magelang.
Sejumlah seniman, budayawan, dan pemerhati seni budaya seperti Soetrisman, Sutanto Mendut, Umar Khusaeni, Dedy Paw, Cipto Purnomo, mahasiswi program doktor antropologi "School of Oriental and African Studies University of London" Safitri Widagdo, Rektor UTM Cahyo Yusuf juga tampak hadir pada kesempatan itu.
Para penyair yang meluncurkan buku antologi puisi itu antara lain Dorothea Rosa Herliany, Nindito, Eka Pradaning, Ismanto, Esterika Denasepti K, Es Wibowo, Kaji Habeb, Tentrem Lestari, dan Wicahyanti Rejeki.
Pendiri Penerbit Nittramaya Bambang Eka Presetya mengatakan, buku antologi puisi "Tanah Air Cinta" sebagai bagian dari energi kepenyairan yang luar biasa para penyair, khususnya di daerah itu.
"Meskipun belum merepresentasikan seluruh penyair Magelang, tetapi penerbitan buku antologi puisi ini sebagai energi yang luar biasa. Penerbitan buku ini bermodalkan hati para penyair. Waktu akan menguji apa dengan modal hati itu, dunia kepenyairan di Magelang akan bergerak maju," katanya.
Rektor UTM Cahyo Yusuf mengemukakan, setiap orang bisa berpuisi.
"Setiap orang, meskipun tidak sangat ahli, tentu pernah berpuisi, bersastra, membaca puisi, menghafal puisi, dan mengapresiasi puisi," kata Cahyo yang juga pengamat pendidikan itu.
25 Penyair Magelang luncurkan buku antologi puisi
Rating: 5.0
Reviewer: Author
ItemReviewed: 25 Penyair Magelang luncurkan buku antologi puisi
Peluncuran buku setebal 138 halaman yang terdiri atas 100 karya mereka itu antara lain ditandai dengan penyerahan secara simbolis buku itu oleh budayawan Kota Magelang Budiyono kepada salah satu penyair pelajar setempat Meyta Arinta Kartika Putri.
Selain itu, pemotongan tumpeng oleh Budiyono yang juga pengajar di Universitas Tidar Magelang itu kepada penyair Kota Magelang Trisetyo "Gepeng" Nugroho, dan buka puasa bersama.
Pada peluncuran buku yang diterbitkan oleh Penerbit Nittramaya Magelang itu juga disemarakkan dengan pembacaan beberapa karya mereka, musikalisasi puisi oleh pelopor musik puisi Kota Magelang "Intuisi Musikalisasi Puisi" Munir Syalala, dan teatrikalisasi puisi oleh grup Teater Fajar Universitas Muhammadiyah Magelang.
Sejumlah seniman, budayawan, dan pemerhati seni budaya seperti Soetrisman, Sutanto Mendut, Umar Khusaeni, Dedy Paw, Cipto Purnomo, mahasiswi program doktor antropologi "School of Oriental and African Studies University of London" Safitri Widagdo, Rektor UTM Cahyo Yusuf juga tampak hadir pada kesempatan itu.
Para penyair yang meluncurkan buku antologi puisi itu antara lain Dorothea Rosa Herliany, Nindito, Eka Pradaning, Ismanto, Esterika Denasepti K, Es Wibowo, Kaji Habeb, Tentrem Lestari, dan Wicahyanti Rejeki.
Pendiri Penerbit Nittramaya Bambang Eka Presetya mengatakan, buku antologi puisi "Tanah Air Cinta" sebagai bagian dari energi kepenyairan yang luar biasa para penyair, khususnya di daerah itu.
"Meskipun belum merepresentasikan seluruh penyair Magelang, tetapi penerbitan buku antologi puisi ini sebagai energi yang luar biasa. Penerbitan buku ini bermodalkan hati para penyair. Waktu akan menguji apa dengan modal hati itu, dunia kepenyairan di Magelang akan bergerak maju," katanya.
Rektor UTM Cahyo Yusuf mengemukakan, setiap orang bisa berpuisi.
"Setiap orang, meskipun tidak sangat ahli, tentu pernah berpuisi, bersastra, membaca puisi, menghafal puisi, dan mengapresiasi puisi," kata Cahyo yang juga pengamat pendidikan itu.
0 comments:
Posting Komentar